Siapa sangka, rentetan wacana 3 periode presiden berpotensi pada perpecahan antar anak bangsa. Ya, seperti itulah imbas dari wacana 3 periode presiden yang dirasakan oleh Ketua Majelis Aktivitas Pro Demokrasi (ProDEM), Iwan Sumule.
Iwan menyoroti rencana duel Denny Siregar dan Novel Bamukmin. Keduanya bersitegang setelah kejadian Ade Armando babak belur dalam aksi demonstrasi BEM SI pekan kemarin yang menolak wacana 3 periode presiden.
Denny Siregar menyebut pengeroyok Ade Armando adalah “kadrun” yang akhirnya menimbulkan ketegangan hingga rencana duel antara dirinya dengan Novel Bamukmin. Padahal, sekarang ini baik itu “kadrun”, mahasiswa bahkan hingga pendukung Jokowi itu sendiri sedang bersatu dan berjuang menolak rencana penundaan pemilu yang berujung pada perpanjangan masa jabatan presiden lebih dari 2 periode.
“Jadi kenapa Luhut yang biang gaduh, tapi malah kalian yang jadi ribut dan mau kelahi?” tanya Iwan Sumule.
Lebih lanjut Iwan Sumule juga mengimbau Denny Siregar dan Novel Bamukmin untuk sama-sama mengesampingkan hal yang bisa memecah bela negeri ini. Menrut Iwan Sumule, lebih baik menyatukan suara untuk menolak penguasa memperpanjang masa jabatan atau wacana 3 periode presiden.
“Kesampingkan yang menambah kegaduhan. Karena keadaan memanggil dan membutuhkan semua anak bangsa. Bersatu, bersama, bahu-membahu selamatkan Indonesia. Sebelum terlambat!” ungkapnya.
Iwan Sumule: Sumber Masalah adalah Luhut Binsar Pandjaitan
Iwan pun lebih merasa bahwa sumber dari kegaduhan ini adalah Menko Luhut Binsar Pandjaitan yang kala itu sesumbar memiliki data 110 juta warganet Indonesia menginginkan Pemilu 2024 diundur.
“Kita kan punya big data, saya ingin lihat, kita punya big data, dari big data itu, kira-kira meng-grab 110 juta. Iya, 110 juta, macam-macam, Facebook, segala macam, karena orang-orang main Twitter, kira-kira orang 10 jutaan,” ungkap Luhut di Podcast Deddy Corbuzier pada Maret lalu.
Banyak masyarakat yang menyangsikan big data yang dipunyai Luhut ini karena tidak ada yang merada pernah ditanyai pendapat soal Pemilu 2024. Masyarakat pun mendesak Luhut untuk membuka big data yang ia miliki. Namun, seberapa keras publik berjuang mendesaknya, Luhut tetap bungkam.
Bahkan ketika ditantang langsung oleh mahasiswa Universitas Indonesia, untuk buka big data Luhut pun menolak tegas permintaan mereka, merasa bahwa mahasiswa tidak bisa menuntutnya dan ia juga punya hak untuk membuka big data tersebut.
Padahal, big data yang digemborkan Luhut inilah yang membuat keonaran di masyarakat hingga melakukan aksi demonstrasi yang menolak tegas wacana 3 periode presiden. Dan pada aksi demonstrasi BEM SI itulah, Ade Armando ditemukan babak belur dikeroyok. Meski belum diketahui siapa pengeroyok Ade Armando.