Sejumlah tokoh muslim di Indonesia turut menuai berbagai komentar tajam mengenai kasus bisnis yang menimpa salah satu menteri di era Kabinet Indonesia Maju.
Dalam hal ini, tokoh muslim Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis memberikan tanggapan terhadap kasus bisnis tes PCR yang terjadi di kalangan menteri. Menurutnya berbisnis atau berdagang merupakan salah satu Sunnah Nabi SAW.
Lamun, dirinya juga menekankan apabila melakukan bisnis tes usap PCR dengan memanfaatkan pandemi Covid-19 untuk kepentingan pribadi, hal tersebut merupakan sebuah kezaliman.
“Bisnis itu sunnah Nabi SAW. Tapi mengeksploitasi Covid-19 untuk bisnis PCR bahkan sengaja bikin kebijakan untuk kepentingan bisnis pribadi itu pasti kezaliman,” tulis Cholil dalam cuitan di Twitternya @cholilnafis.
Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Gus Umar yang juga melayangkan sindiran tajamnya mengenai bisnis tes PCR. Gus Umar melihat bahwa para pejabat di negara ini sudah hilang rasa urat malunya.
“Di Negara ini pejabat sdh hilang urat malunya,” tutur Gus Umar.
Tidak hanya itu saja, Gus Umar juga menyindir para pejabat yang memanfaatkan situasi pandemi Covid-19 menjadikan ladang cuan sebanyak-banyaknya melalui bisnis tes PCR.
“Enak ya jadi pejabat sekarang, rakyat mati karena Covid, mereka malah kaya raya, astagfirullah,” sebutnya.
Terakhir, ia juga menyebut peran dan tindaken dari Presiden Jokowi atas dugaan kasus bisnis tes PCR yang menyeret menterinya. Menurutnya Jokowi hanya akan menyikapi kasus tersebut dengan diam dan mustahil untuk bertindak tegas.
Sekali lagi jkw (Jokowi) pasti diam dgn tindak tanduk pembantunya. Jgn pernah berharap jkw (Jokowi) bersikap tegas krn itu MUSTAHIL,” tulis Gus Umar dalam Twitternya @UmarHasibuan75_.
Pendapat lain juga datang dari tokoh pengamat politik Muslim Arbi yang menyindir kasus bisnis tes PCR Covid-19 yang melibatkan menteri Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan.
Menurut Muslim, adanya dugaan kasus bisnis pada salah satu alat untuk tracing Covid-19 ini cukup membuat seluruh masyarakat Indonesia merasa jengkel dan naik darah.
Pengamat politik sekaligus Direktur Gerakan Perubahan ini juga meminta DPR, sebagai wakil rakyat, agar mereka cepat merespon kepada pejabat yang terlibat untuk dimintai pertanggungjawaban.
Tak lupa, ia juga meminta kepada Presiden Jokowi dan DPR RI untuk segera bertindak dengan memeriksa salah satu menterinya yang masuk dalam putaran bisnis tersebut.
“Dan dugaan oknum-oknum menteri yang terlibat sudah diekspos ke publik. Nama Luhut. Menteri ini terlihat diduga kuat ikut bermain soal bisnis PCR. Penguasa rangkap pengusaha, Pengpeng,” tegas Muslim.
Agar para pejabat tersebut jera dengan perbuatannya, Muslim juga meminta Presiden Jokowi segera memecat menteri yang memanfaatkan pandemi demi meraih pundi-pundi cuan pribadi.
minimal bisa menonaktifkan menteri-menteri yang terlibat dalam kasus tersebut. Jikalau Jokowi tidak bisa melakukan pemecatan atau reshuffle menterinya
“Jokowi harus tegas, pecat, reshuffle, atau minimal nonaktifkan kedua menteri ini,” pungkasnya.